Kerajaan Samudera Pasai : Kerajaan Islam Pertama di Indonesia – Sahabat sekalian, pada kesempatan kali ini Amir
Al-maruzy akan berbagi artikel mengenai Kerjaan islam pertama di Nusantara atau
di Indonesia, Samudera pasai.
Kapan Samudera Pasai Berdiri ?
Menurut berita-berita luar yang
juga diceritakan dalam Hikayat Raja-raja Pasai kerajaan ini letaknya di kawasan
Selat Melaka pada jalur hubungan laut yang ramai antara dunia Arab, India dan
Cina. Disebutkan pula bahwa kerajaan ini pada abad ke XIII sudah terkenal
sebagai pusat perdagangan di kawasan itu. Nama Samudera dan Pasai sudah
populer disebut-sebut baik oleh sumber-sumber Cina, Arab dan Barat maupun oleh
sumber-sumber dalam negeri seperti Negara Kertagama (karya Mpu Prapanca, 1365)
pada abad ke XIII dan ke XIV M. Dan tentang asal usul nama kerajaan ini ada
berbagai pendapat. Menurut J.L. Moens, kata Pasai berasal dari istilah Parsi
yang diucapkan menurut logat setempat sebagai Pa’Se. Dengan catatan bahwa sudah
semenjak abad ke VII M, saudagar-saudagar bangsa Arab dan Parsi sudah datang
berdagang dan berkediaman di daerah yang kemudian terkenal sebagai Kerajaan
Islam Samudera Pasai . Pendapat ini adalah sesuai dengan apa yang telah
dikemukakan oleh Prof. Gabriel Ferrand dalam karyanya (L’Empire, 1922,
hal.52-162), dan pendapat Prof. Paul Wheatley dalam (The Golden Khersonese,
1961, hal.216), yang didasarkan pada keterangan para musafir Arab tentang Asia
Tenggara. Kedua sarjana ini menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke VII M,
pelabuhan-pelabuhan yang terkenal di Asia Tenggara pada masa itu, telah ramai
dikunjungi oleh para pedagang dan musafir-musafir Arab. Bahkan pada setiap
kota-kota dagang itu telah terdapat fondachi-fondachi atau
permukiman-permukiman dari pedagang-pedagang yang beragama Islam. Mohammad
Said, salah seorang wartawan dan cendikiawan Indonesia yang berkecimpung dengan
penelitiannya tentang kerajaan ini dan kerajaan Aceh, dalam prasarannya yang
berjudul “Mentjari Kepastian Tentang Daerah Mula dan Cara Masuknya Agama Islam
ke Indonesia, berkesimpulan bahwa istilah PO SE yang populer digunakan pada
pertengahan abad ke VIII M seperti terdapat dalam laporan-laporan Cina, adalah
identik atau mirip sekali dengan Pase atau Pasai.
Asal – usul Nama Samudera Pasai
Sehubungan dengan asal nama
kerajaan Samudera Pasai ini, Hikayat Raja-raja Pasai salah sebuah Historiografi
Melayu yang banyak mengandung unsur-unsur Mythe, Legende, Geneologi dan Sejarah
di dalamnya , memberi suatu keterangan yang berkaitan dengan totemisme, yaitu
disebutkan antara lain:
- “…pada suatu hari merah Silu pergi berburu. Maka ada seekor anjing dibawanya akan perburuan Merah Silu itu bernama si Pasai. Maka dilepaskannya anjing itu lalu menjalak di atas tanah tinggi itu. Maka dilihatnya ada seekor semut besarnya seperti kucing maka ditangkapnya oleh erah Silu itu lalu dimakannya. Maka tanah tinggi itupun disuruh Merah Silu tebas pada segala orang yang sertanya itu. Maka setelah itu diperbuatnya akan istananya. Setelah sudah maka Merah Silupun duduklah ia di sana dengan segala hulubalangnya dan segala rakyatnya diam ia di sana maka dinamai oleh Merah Silu negeri Samudera, artinya semut yang amat besar.
Selanjutnya tentang asal nama
Pasai, baik Hikayat Melayu maupun Hikayat Raja-raja Pasai menyebutkan sebagai
berikut:
- “…setelah sudah jadi negeri itu maka anjing perburuan yang bernama si Pasai itupun matilah pada tempat itu. Maka disuruh sultan tanamkan dia di sana juga. Maka dinamai baginda akan nama anjing nama negeri itu”.
Kalau kita berpegang dari
keterangan kedua hikayat yang mithologis tersebut, maka nama Samudera berasal
dari nama seekor semut besar dan nama Pasai berasal dari nama anjingpiaraan
Raja merah Silu, yaitu si Pasai. Hal ini sangat menarik untuk diselidiki lebih
lanjut, sejauh mana terdapat hubungan antara totemisme dengan usaha pemberian
keterangan tentang asal dan arti kerajaan Islam Samudera Pasai itu. Karena
lazimnya untuk nama kerajaan-kerajaan di Nusantara ini sebelum tahun 1500,
diambil dari nama pohon, buah-buahan dan lain sebagainya.
Raja Samudera Pasai
Seperti juga disebutkan dalam
kedua hikayat tersebut di atas, bahwa raja Samudera Pasai yang pertama sekali
menganut agama Islam adalah Malik As Salih. Pada nisan sultan ini yang dibuat
dari batu graniet dapat diketahui bahwa ia mangkat pada bulan Ramadhan tahun
696 H, yang diperkirakan bertepatan dengan tahun 1297 M.Tentang bagaimana dan
siapa yang mengembangkan agama Islam buat pertama kali di kerajaan ini, Hikayat
Raja-raja Pasai antara lain meyebutkan sebagai berikut:
- “…pada zaman Nabi Muhammad Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wassalama tatkala lagi hajat hadhrat jang maha mulja itu, maka sabda ia pada sahabat baginda di Mekkah, demikian sabda baginda: “Bahwa ada sepeninggalku itu ada sebuah negeri di atas angin samudera namanja. Apabila ada didengar kabar negeri itu maka kami suruh kamu sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa ia orang dalam negeri masuk agama Islam serta mengutjapkan dua kalimah sjahadat. Sjahdan lagi akan didjadikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam negeri itu terbanjak daripada segala wali Allah djadi dalam negeri itu”.
Dan tentang pengislaman serta
penggantian nama Raja Merah Silu dengan nama yang baru Malikul Salih, hikayat
itu juga memberi keterangan:
- “Sebermula maka bermimpi Merah Silu dilihatnja dalam mimpinja itu ada seorang-orang menumpang dagunya dengan segala djarinja dan matanja ditutupnja dengan empat djarinja, demikian katanja: “Hai Merah Silu, udjar olehmu dua kalimah Sjahadat”. Maka sahut Merah Silu “Tiada hamba tahu mengutjap akan dia”. Maka Udjarnya: “Bukakan mulutmu”. Maka dibukanja mulut Merah Silu, maka diludahinja mulut merah silu itu rasanya lemak manis. Maka udjarnja akan merah silu “Hai Merah Silu engkaulah Sultan Malikul’-Saleh namamu sekarang Islamlah engkau dengan mengutjap dua kalimah itu…”
Hikayat itu juga menyebutkan
bahwa orang yang menyebarkan/mengislamkan Sultan Samudera Pasai itu adalah
salah seorang sahabat Nabi Muhammad Rasul Allah Salla’llahu’alaihi wasallam,
yaitu seorang Syarif berasal dari Mekah yang bernama Syarif Syaih Ismail . Selain menurut hikayat tersebut,
tradisi setempat juga menyebutkan bahwa raja pertama yang memeluk agama Islam
di wilayah itu adalah Sultan Malik Al Salih. Tetapi menurut catatan atau suatu
sumber yang dimiliki oleh M. Junus Jamil, menyebutkan bahwa pada awal bulan
Zulkaidah 610 Hijrah (1213 M), telah meninggal di kerajaan itu (Samudera Pasai)
seorang Wazir Sultan Al Kamil yang bernama Maulana Quthubulma’ali Abdurrahman
Al Pasi. Kalau sumber ini benar maka keterangan tersebut bermakna bahwa jauh
sebelum Malik As Salih sudah terdapat sultan yang memeluk agama Islam di
kerajaan itu. Seperti telah disebutkan bahwa raja Samudera Pasai yang pertama
berdasarkan sumber sejarah yang konkrit ialah Malik As Salih yang meninggal
tahun 1297. Kalau dalam tahun 1297, kita kenal sebagai tahun kematian raja itu,
tentunya masyarakat Islam di kerajaan itu telah terdapat jauh sebelumnya.
Karena pertumbuhan sesuatu biasanya menghendaki suatu proses, suatu tempo yang
lama. Demikian juga dari keterangan yang diberikan Hikayat Raja-raja PasaiI
seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa Nabi Muhammad telah menyebutkan
nama kerajaan Samudera dan juga agar penduduk kerajaan itu diislamkan oleh
salah seorang sahabat beliau, maka bukan tidak mungkin Islam sudah masuk ke
kerajaan itu tidak lama sesudah Nabi Muhammad wafat. Jadi pada sekitar abad
pertama Hijrah atau bertepatan dengan abad ketujuh/kedelapan tahun Masehi. Dan
dapat pula diperkirakan bahwa Islam yang masuk itu langsung datang dari Mekah.
Samudera Pasai adalah sebuah
kerajaan yang bercorak Islam dan sebagai pimpinan tertinggi kerajaan berada di
tangan sultan yang biasanya memerintah secara turun temurun. Lazimnya
kerajaan-kerajaan pantai atau kerajaan yang berdasarkan pada kehidupan/kejayaan
maritim yang termasuk dalam struktur kerajaan tradisionil kerajaan-kerajaan
Melayu, seperti kerajaan Islam Samudera Pasai, disamping terdapat seorang
sultan sebagai pimpinan kerajaan, terdapat pula beberapa jabatan lain, seperti
Menteri Besar (Perdana Menteri atau Orang Kaya Besar), seorang Bendahara,
seorang Komandan Militer atau Panglima Angkatan laut yang lebih dikenal dengan
gelar Laksamana, seorang Sekretaris Kerajaan, seorang Kepala Mahkamah Agama
yang dinamakan Qadi, dan beberapa orang Syahbandar yang mengepalai dan mengawasi
pedagang-pedagang asing di kota-kota pelabuhan yang berada di bawah pengaruh
kerajaan itu. Biasanya para Syahbandar ini juga menjabat sebagai penghubung
antara sultan dan pedagang-pedagang asing.
Sebagaimana lazimnya sebuah
kerajaan maritim, Kerajaan Islam Samudera Pasai dapat berkembang karena
mempunyai suatu kekuatan angkatan laut yang cukup besar menurut ukuran masa itu
dan mutlak diperlukan untuk mengawasi perdagangan di wilayah kekuasaannya. Dan
karena sebagai kerajaan maritim, kerajaan ini sedikit sekali mempunyai basis
agraris yang hanya diperkirakan berada sekitar sebelah –menyebelah sungai Pasai
dan sungai Peusangan saja, dimana terdapat sejumlah kampung-kampung
(meunasah-meunasah) yang merupakan unit daripada bentuk masyarakat terkecil di wilayah
Samudera Pasai pada waktu itu. Dan selain itu meunasah-meunasah ini merupakan
lembaga-lembaga pemerintahan terkecil pula dari Kerajaan Samudera Pasai pada
waktu itu.
Pengawasan terhadap perdagangan
dan pelayaran di kota-kota pantai yang berada di bawah pengaruh Kerajaan
Samudera Pasai merupakan sendi-sendi kerajaan yang memungkinkan kerajaan
memperoleh penghasilan dan pajak yang besar selain upeti-upeti yang
dipersembahkan oleh kerajaan-kerajaan di bawah pengaruhnya. Perdagangan yang
menjadi basis hubungan-hubungan yang tetap dengan kerajaan-kerajaan luar
seperti dengan Malaka, Cina, India dan sebagainya, telah menjadikan Kerajaan
Islam Samudera Pasai sebagai sebuah Kerajaan Islam yang sangat terkenal dan
berpengaruh di kawasan Asia Tenggara terutama pada abd ke XIV dan XV. Karena
kebesarannya itu, maka Kerajaan Islam Samudera Pasai telah pula dapat
mengembangkan penyiaran agama Islam ke wilayah-wilayah lainnya di Nusantara
pada waktu itu.
Diantaranya ke Minangkabau,
Palembang, Jambi, Patani, Malaka, Jawa dan beberapa kerajaan pantai di
sekitarnya. Pada abad ke XIV Kerajaan Islam Samudera Pasai menjadi pusat studi
agama Islam dan juga tempat berkumpul ulama-ulama dari berbagai negara Islam
untuk berdiskusi tentang masalah-masalah keduniawian dan keagamaan. Berdasarkan
berita dari Ibn.Batutah, seorang pengembara asal Maroko yang mengunjungi
Samudera Pasai pada tahun 1345/6, kerajaan ini berada pada puncak kejayaannya.
Ibn-Batutah berada dikerajaan ini selama dua minggu dan telah melihat banyak
tempat ini(kraton Samudera Pasai), mempunyai benteng di sekelilingnya. Dia
telah diterima oleh wakil laksamana di Balairung dan telah diberi persalinan
menurut adat setempat. Pada hari ketiga di sana Ibn Batutah mendapat kesempatan
untuk menghadap sultan yang memerintah pada ketika itu yaitu Sultan Malikul
Zahir yang dianggapnya sebagai sultan yang termasyur dan peramah. Selama di
Samudera Pasai Ibn Batutah telah berjumpa dengan tiga orang ulama terkenal,
yang masing-masing bernama Amir Dawlasa berasal dari Delhi (India), Kadi Amir
Said berasal dari Shiraz dan Tajuddin berasal dari Ispahan. Dan disebutkan
bahwa sultan Samudera Pasai sangat suka berdiskusi masalah-masalah agama dengan
ulama-ulama itu.
Jabatan Dalam Kerajaan Samudera Pasai
Pejabat-pejabat Kerajaan Islam Samudera
Pasai terdiri dari orang-orang alim dan bijaksana. Adapun nama-nama dan
jabatan-jabatan mereka adalah sebagai berikut:
- Seri Kaya Saiyid Ghiyasyuddin, sebagai Perdana Menteri.
- Saiyid Ali bin Ali Al Makaarani, sebagai Syaikhul Islam.
- Bawa Kayu Ali Hisamuddin Al Malabari, sebagai Menteri Luar Negeri.
Dari catatan-catatan, nama-nama
dan lembaga-lembaga seperti tersebut di atas, Prof.A.Hasjmy berkesimpulan
bahwa, sistem pemerintahan dalam Kerajaan Islam Samudera Pasai sudah teratur
baik, dan berpola sama dengan sistem pemerintahan Daulah Abbasiyah di bawah
Sultan Jalaluddin Daulah (416-435 H).
Untuk lebih mempererat hubungan
antar kerajaan-kerajaan yang berada di bawah pengaruh Samudera Pasai ditempuh
pula lewat jalan perkawinan. Dapat disebutkan di sini misalnya, perkawinan
antara putri-putri dari Kerajaan Perlak dengan sulthan-sulthan Kerajaan
Samudera Pasai. Selain itu juga Raja Malaka yang pertama Parameswara setelah
memeluk agama Islam telah mempersunting puteri Kerajaan Pasai sebagai isterinya.
Dan dengan adanya perkawinan ini telah meningkatkan pula hubungan perdagangan
antara Malaka dengan Kerajaan Samudera Pasai. Juga pada masa kejayaan kerajaan
ini seorang ulama Pasai yang bernama Fatahillah, telah melakukan dakwah Islam
sampai ke Pulau Jawa. Dan setelah mengislamkan Banten serta memperisteri putri
dari kerajaan tersebut, kemudian mendirikan suatu kesultanan di sana.
Berdasarkan beberapa mata uang
emas yang disebut deureuham, yang berhasil diketemukan sebagai sebagai salah
satu peninggalan dari kerajaan itu, menunjukkan bahwa kerajaan Islam Samudera
Pasai cukup makmur pada kurun waktu seperti tersebut di atas. Karena sebuah
kerajaan yang dapat menerbitkan mata uang emas sendiri pada masa itu,
menandakan bahwa kerajaan itu cukup makmur menurut ukuran masa itu. Mata uang
emas Kerajaan Samudera Pasai ini telah diperkenalkan pula oleh orang-orang
kerajaan itu ke beberapa bandar perdagangan di Nusantara pada waktu itu,
diantaranya ke bandar Malaka.
Raja atau sultan Kerjaan Samudera
Pasai
- Sulthan Malik As Salih yang memerintah pada tahun 1297.
- Sulthan Muhammad Malik Az Zahir (1297-1326);
- sulthan Mahmud Malik Az-Zahir (1326 ± 1345);
- Mansur Malik Az-Zahir (?- 1346);
- Sulthan Ahmad Malik Az-Zahir yang memerintah (ca. 1346-1383);
- Sulthan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir yang memerintah (1383-1405);
- Sultanah Nahrasiyah, yang memerintah (1405-1412);
- Sulthan Sallah Ad-Din yang memerintah (ca.1402-?);
- Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455);
- Mahmud Malik Az-Zahir, memerintah (ca.1455-ca. 1477);
- Zain Al-‘Abidin, memerintah (ca.1477-ca.1500);
- Abdullah Malik Az-Zahir, yang memerintah (ca.1501-1513);
- Sulthan Zain Al’Abidin, yang memerintah tahun 1513-1524.
Setelah tahun 1524, Kerajaan
Islam Samudera Pasai berada di bawah pengaruh kesultanan Aceh yang berpusat di
Bandar Aceh Darussalam.
lengkap sekali , tapi kalo bisa tolong di buat versi bahasa inggris ya mbak
ReplyDelete